Mengenal Hipothermia
Kondisi alam di gunung sangatlah sulit ditebak. Kadang cuaca cerah tapi
dengan hitungan menit sudah menjadi hujan disertai angin kencang. Selain
itu cuaca di gunung sangat dingin. Tak heran jika banyak terjadi
kecelakaan di gunung. Melakukan persiapan dengan baik sebelum melakukan
kegiatan di gunung adalah tindakan survival yang utama dan paling mudah
dilakukan.
Hampir sebagian besar korban kecelakaan di gunung disebabkan oleh kedinginan atau yang sering disebut dengan Hipothermia. Maka ada baiknya kita mengenal hipothermia secara lebih dalam untuk meminimalir bertambahnya angka korban.
Secara umum dikenal 3 tahap hipothermia, yaitu: hipothermia
ringan (Mild Hypothermia), hipothermia sedang (Moderate Hypothermia), dan hipothermia berat (Severe Hypothermia).
Penderita mulai menggigil saat
temperatur tubuhnya turun hingga 36゚C
(menggigil adalah usaha alamiah
tubuh untuk menghasilkan panas, dan menjaga agar temperatur bagian dalam tubuh
tetap stabil).
Apabila temperatur tubuh terus turun
hingga dibawah 36゚C,
penderita merasa lelah dan dingin. Cara berpikirnya mulai terlihat kacau
dan pertimbangannya tidak logis, tidak bisa mengambil keputusan dengan benar,
dan mulai berperilaku aneh diluar kebiasaan normal, serta keras kepala (hanya
bertindak atas kemauan sendiri).
Gerakan tangan, kaki, dan anggota badan
lainnya mulai cenderung tidak terkoordinasi dengan otak (misal; mulai sering
tersandung sesuatu saat berjalan, menyampar botol minum, menginjak kompor,
bahkan kesulitan untuk mengancingkan jacket). Penderita masih terlihat bernafas
secara normal namun terus menggigil dan gemetar.
Apabila penderita Mild Hypothermia
tidak segera ditangani, dan itu dianggap sesuatu yang wajar saja, maka
temperature tubuh semakin turun.
Hipothermia Sedang (temperatur tubuh
turun dari 35゚
hingga 32゚C).
Ditandai dengan kulit ditubuhnya
terlihat memucat, otot-otot menjadi kaku dan sulit menggerakkan jari tangan
(koordinasi tubuh terganggu). Jari tangan dan kaki mati rasa, menggigil hebat, lalu sama sekali
berhenti menggigil (cadangan energy di dalam tubuh sudah habis di pergunakan
untuk menggigil - bukan berarti penderita tidak lagi kedinginan).
Penderita sudah tidak mampu berpikir
atau mengingat-ingat sesuatu (menjadi pelupa), dan terlihat tidak mampu
merespon dengan baik, bicaranya gagap dan terlihat sulit melontarkan kata-kata. Beberapa area tertentu pada tubuh yang
biasanya selalu hangat menjadi dingin (Samping Leher, Ketiak, kunci paha). Gerakan semakin lamban, kondisi tubuh
kian lemah, dan seperti orang yang mengantuk berat.
Selanjutnya dibawah temperature 32゚C semua proses
metabolisme tubuh termasuk napas, degub jantung, dan fungsi otak semakin
melemah.
Hipothermia Berat (temperatur tubuh
terus turun dari 32゚
hingga 28゚C).
Ditandai dengan penderita mulai sering
hilang kesadaran, perilakunya tidak rasional. Kulit terlihat membiru, napas dan
denyut nadi melemah, pupil mata membuka lebar, penderita
terlihat seperti sudah meninggal.
Kematian (temperatur tubuh terus turun
dari 28゚
hingga 25゚C).
Dibawah temperatur 28゚C penderita tidak
sadarkan diri dan terjadi henti jantung. Kematian terjadi sebelum temperatur
mencapai 25゚C.
Beberapa point penting agar tidak mengalami kedinginan adalah :
- Jaga agar pakaian dan tempat istirahat tetap kering
- Jaga peralatan dan pakaian yang dikenakan dalam keadaan bersih
- Makan dan minuman yang panas dan mengandung banyak kalori
- Kurangi aktifitas yang tidak perlu.
- Berlindung di tempat yang aman.
Untuk mencegah kedinginan ketika di
gunung yang paling mudah adalah gunakan pakaian penahan dingin seperti
jaket. Tetaplah gunakan pakaian yang dapat menyerap keringat dengan baik
seperti kaus dari bahan katun sebagai lapisan pertama yang menyentuh
kulit. Pakailah juga kaus tangan dan kaus kaki yang baik dan cukup tebal
untuk menahan dingin.
Selain pakaian, untuk mengatasi dinginnya udara
dingin, adalah memanfaatkan api. Dengan membuat perapian maka panas
tubuh dapat terjaga dengan baik. Untuk membuat api usahakanlah agar
tetap terlokalisasi. Caranya gunakan batu sebagai batas perapian dan
sebelum meninggalkan tempat pastikan bahwa api sudah benar-benar padam,
kalau perlu siramlah dengan air. Jangan sampai perapian yang dibuat
menjadi penyebab musnahnya ekosistem.
Cara lain adalah dengan
mengkonsumsi makanan dan minuman hangat. Jika kedinginan maka tubuh akan
bereaksi melakukan pembakaran kalori menjadi panas. Tapi jika kalori
tidak tersedia maka akibatnya akan fatal. Maka makanan dan minuman
hangat adalah usaha pencegahan kedinginan dari dalam tubuh yang baik.
Perlu diingat juga agar kedinginan tidak menyerang adalah jangan berada
di lokasi hempasan angin.
No comments:
Post a Comment