Tempat para Pecinta Alam

first media surabaya

Monday 2 September 2013

Mengenal Hipothermia

Kondisi alam di gunung sangatlah sulit ditebak. Kadang cuaca cerah tapi dengan hitungan menit sudah menjadi hujan disertai angin kencang. Selain itu cuaca di gunung sangat dingin. Tak heran jika banyak terjadi kecelakaan di gunung. Melakukan persiapan dengan baik sebelum melakukan kegiatan di gunung adalah tindakan survival yang utama dan paling mudah dilakukan.

Hampir sebagian besar korban kecelakaan di gunung disebabkan oleh kedinginan atau yang sering disebut dengan Hipothermia. Maka ada baiknya kita mengenal hipothermia secara lebih dalam untuk meminimalir bertambahnya angka korban.
Secara umum dikenal 3 tahap hipothermia, yaitu: hipothermia ringan (Mild Hypothermia), hipothermia sedang (Moderate Hypothermia), dan  hipothermia berat (Severe Hypothermia).
Hipothermia Ringan (temperatur tubuh drop dari 37 hingga 35C).
Penderita mulai menggigil saat temperatur tubuhnya turun hingga 36C (menggigil adalah usaha alamiah tubuh untuk menghasilkan panas, dan menjaga agar temperatur bagian dalam tubuh tetap stabil).
Apabila temperatur tubuh terus turun hingga dibawah 36C, penderita merasa lelah dan dingin. Cara berpikirnya mulai terlihat kacau dan pertimbangannya tidak logis, tidak bisa mengambil keputusan dengan benar, dan mulai berperilaku aneh diluar kebiasaan normal, serta keras kepala (hanya bertindak atas kemauan sendiri).
Gerakan tangan, kaki, dan anggota badan lainnya mulai cenderung tidak terkoordinasi dengan otak (misal; mulai sering tersandung sesuatu saat berjalan, menyampar botol minum, menginjak kompor, bahkan kesulitan untuk mengancingkan jacket). Penderita masih terlihat bernafas secara normal namun terus menggigil dan gemetar.
Apabila penderita Mild Hypothermia tidak segera ditangani, dan itu dianggap sesuatu yang wajar saja, maka temperature tubuh semakin turun.
Hipothermia Sedang (temperatur tubuh turun dari 35 hingga 32C).
Ditandai dengan kulit ditubuhnya terlihat memucat, otot-otot menjadi kaku dan sulit menggerakkan jari tangan (koordinasi tubuh terganggu). Jari tangan dan kaki mati rasa, menggigil hebat, lalu sama sekali berhenti menggigil (cadangan energy di dalam tubuh sudah habis di pergunakan untuk menggigil - bukan berarti penderita tidak lagi kedinginan).
Penderita sudah tidak mampu berpikir atau mengingat-ingat sesuatu (menjadi pelupa), dan terlihat tidak mampu merespon dengan baik, bicaranya gagap dan terlihat sulit melontarkan kata-kata. Beberapa area tertentu pada tubuh yang biasanya selalu hangat menjadi dingin (Samping Leher, Ketiak, kunci paha). Gerakan semakin lamban, kondisi tubuh kian lemah, dan seperti orang yang mengantuk berat.
Selanjutnya dibawah temperature 32C semua proses metabolisme tubuh termasuk napas, degub jantung, dan fungsi otak semakin melemah.
Hipothermia Berat (temperatur tubuh terus turun dari 32 hingga 28C).
Ditandai dengan penderita mulai sering hilang kesadaran, perilakunya tidak rasional. Kulit terlihat membiru, napas dan denyut nadi melemah, pupil mata membuka lebar, penderita terlihat seperti sudah meninggal.
Kematian (temperatur tubuh terus turun dari 28 hingga 25C).
Dibawah temperatur 28゚C penderita tidak sadarkan diri dan terjadi henti jantung. Kematian terjadi sebelum temperatur mencapai 25C.
Beberapa point penting agar tidak mengalami kedinginan adalah :
  • Jaga agar pakaian dan tempat istirahat tetap kering
  • Jaga peralatan dan pakaian yang dikenakan dalam keadaan bersih
  • Makan dan minuman yang panas dan mengandung banyak kalori
  • Kurangi aktifitas yang tidak perlu.
  • Berlindung di tempat yang aman.
Untuk mencegah kedinginan ketika di gunung yang paling mudah adalah gunakan pakaian penahan dingin seperti jaket. Tetaplah gunakan pakaian yang dapat menyerap keringat dengan baik seperti kaus dari bahan katun sebagai lapisan pertama yang menyentuh kulit. Pakailah juga kaus tangan dan kaus kaki yang baik dan cukup tebal untuk menahan dingin. 
Selain pakaian, untuk mengatasi dinginnya udara dingin, adalah memanfaatkan api. Dengan membuat perapian maka panas tubuh dapat terjaga dengan baik. Untuk membuat api usahakanlah agar tetap terlokalisasi. Caranya gunakan batu sebagai batas perapian dan sebelum meninggalkan tempat pastikan bahwa api sudah benar-benar padam, kalau perlu siramlah dengan air. Jangan sampai perapian yang dibuat menjadi penyebab musnahnya ekosistem. 
Cara lain adalah dengan mengkonsumsi makanan dan minuman hangat. Jika kedinginan maka tubuh akan bereaksi melakukan pembakaran kalori menjadi panas. Tapi jika kalori tidak tersedia maka akibatnya akan fatal. Maka makanan dan minuman hangat adalah usaha pencegahan kedinginan dari dalam tubuh yang baik. Perlu diingat juga agar kedinginan tidak menyerang adalah jangan berada di lokasi hempasan angin.

No comments:

Post a Comment